Home   About   Contact

Sunday, February 9, 2014

Obat sakit Gigi Tradisional Suku Karo

Meski perkembangan pengobatan secara medis akhir-akhir ini berkembang cukup pesat di Indonesia, tapi keberadaan pengobatan alternatif atau pengobatan secara tradisonal masih juga banyak digemari. Tidak hanya digemari oleh masyarakat pedesaan, tapi masyarakat perkotaan yang berpendidikan tinggi juga kerap mencobanya.

Begitu juga dengan keberadaan sakit gigi yang dialami oleh seseorang. Meski sering dianggap sebagai penyakit ringan, tetapi keberadaanya kerap membuat penderitanya merasa pusing bahkan mengalami bengkak pada bagian pipi. Dengan kenyataan seperti ini membuat penderita sakit gigi jadi malas beraktivitas.

Meski sangat menyiksa, tetapi karena keberadaan sakit gigi masih dipresepsikan sebagai penyakit ringan, sehingga untuk penangannya kerap pula dilakukan secara sederhana, yaitu dengan menggunakan ramuan tradisional seadanya, tanpa melakukan pengobatan secara medis.

Bagi Anda yang ingin mencoba pengobatan sakit gigi secara tradisional, maka pada kesempatan kali ini akan disajikan informasi tentang obat sakit gigi tradisional dari suku Karo di Sumatera Utara. Suku Karo yang memiliki berbagai pengetahuan tentang dunia pengobatan secara tradisonal, ternyata juga memiliki resep ampuh untuk menyembuhkan sakit gigi.

Apakah resep dan cara pengobatan sakit gigi secara tradisonal oleh suku Karo? Berikut ini merupakan beberapa pengobatan tradisonal untuk mengatasi sakit gigi secara lengkapnya untuk Anda pelajari dan diterapkan:

1. Cabe Rawit
Masyarakat Karo pada umumnya juga menggunakan cabe rawit atau dalam bahasa Karo dengan istilah cina cur untuk menyembuhkan sakit gigi. Caranya ambillah satu biji cabe rawit merah. Apabila gigi yang sakit terdapat pada bagian kiri baik gigi bagian bawah atau atas, maka oleskanlah cabe rawit yang telah disiapkan sebelumnya di kuku kaki dibagian kiri. Begitupun sebaliknya, bila gigi yang sakit berada pada sebelah kanan, maka oleskanlah cabe rawit pada bagian kuku kaki yang sebelah kanan.

2. Baja
Baja adalah obat yang digunakan untuk mengobati sakit gigi atau sakit tulang oleh masyarakat Karo. Bahannya adalah ranting pohon tusam atau pinus, bahan ini kemudian dibakar di bara api, kemudian sebelum terbakar habis, ranting pohon tusam tersebut kemudian digesek-gesek ke besi atau parang hingga menghasilkan minyak. Minyak inilah yang dinamai baja. Pemakaian baja untuk mengatasi sakit gigi adalah dengan cara mengoleskan baja pada bagian gigi yang sakit.

Meski pengobatan sakit gigi dengan menggunakan baja tergolong paling berhasil, tetapi pada kenyataanya mencari bahannya juga sangat sulit, khususnya di daerah perkotaan. Dengan demikian, maka pengobatan alternatif dengan menggunakan cabe rawit juga pantas Anda coba mengingat bahannya cukup sederhana dan mudah untuk didapatkan.

Saturday, February 8, 2014

Mengenal Guru atau Tabib Dalam Masyarakat Karo

Guru adalah terminologi umum bagi orang Karo untuk menyebut seseorang yang berperan sebagai tabib. Beberapa orang Karo lainnya mensinonimkan kata guru dengan kata dukun. Guru ini sangat berperan dalam ritual-ritual keagamaan atau upacara-upacara bagi orang Karo.

Mengingat pada kehidupan masyarakat Karo tradisional segala kegiaatan selalu dihubungkan dengan roh-roh gaib dan upacara ritual,  serta suatu kompleks penyembuhan, guna-guna dan ilmu gaib, sehingga sebagian aspek penting dalam kepercayaan tradisional Karo tersebut dalam pelaksanaanya selalu terpusat pada guru.

Selain itu orang Karo yang meyakini bahwa selain dihuni oleh manusia, alam juga merupakan tempat bagi roh-roh gaib atau mahluk-mahluk lain yang hidup bebas tanpa terikat pada suatu tempat tertentu, untuk itu diperlukan beberapa aktivitas-aktivitas yang dapat menjaga keseimbangan alam.

Dengan kenyataan seperti ini, sehingga peranan seorang guru mencakup berbagai aspek yang luas yang berkaitan erat dengan konsepsi tentang kosmos, dimana guru adalah sebagai pelaksana utama sebagai pembentuk keseimbangan dalam diri manusia sendiri dan lingkungannya, maupun keseimbangan “makro-kosmos” dalam konteks yang lebih luas.
Dalam hal ini peranan seorang guru bagi masyarakat Karo tradisional dianggap memilki banyak pengetahuan yang mendetail tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan dan kejadian- kejadian dalam hubungannya dengan kehidupan.

Selain itu bagi masyarakat Karo tradisional, keteraturan dalam kosmos sudah terbentuk sejak Dibata (Tuhan) menciptakan manusia dan dunia, bahwa si nasa lit (segala yang ada) dikuasai oleh Dibata . Alam semesta merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh, yang dapat dibagi secara “vertikal” (tegak lurus) dan secara “horizontal” (mendatar).

Mengingat kesejukan badan dan pikiran merupakan dasar dari keadaan sehat, yaitu keadaan sejuk dan seimbang antara “makro-kosmos”, sehingga prinsip ini yang kemudian menyebabkan mengapa seorang guru melakukan beberapa upacara ritual dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan yang serba malem (sejuk/tenang).

Menurut para guru, terganggunnya hubungan-hubungan dalam “mikro-kosmos” seseorang berarti adanya keadaan tidak seimbang dalam tubuhnya, yaitu ketidakseimbangan antara tubuh, jiwa, perasaan, nafas dan pikiran.

Dengan demikian, sehingga bagi orang Karo, guru adalah sebutan untuk orang-orang tertentu yang dianggap memiliki keahlian melakukan berbagai praktek dan kepercayaan tradisional, seperti: meramal, membuat upacara ritual, berhubungan dengan roh atau mahluk gaib, perawatan serta penyembuhan kesehatan dan lain-lain. Guru dianggap memiliki pengetahuan yang mendetail mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan. Secara harfiah sama artinya dengan kata “guru" (lehrer) dalam bahasa Indonesia. Tetapi sebagai sebuah peranan biasanya diartikan dengan kata “dukun” dalam bahasa Indonesia.

Selebihnya beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian mengenai keberadaan guru pada masyarakat Karo memandang bahwa keberadaan guru pada masyarakat ini merupakan sebagai suatu “kumpulan informasi”, ahli sejarah, ahli penyembuhan, ahli theologi, ahli ekonomi dan juga merupakan suatu “ensiklopedi” yang mengembara di tengah-tengah masyarakat.

Dalam hal ini sosok guru adalah sebagai sosok mengumpulkan, mendaftar dan memakai sebagian besar pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam masyarakat. Untuk melakukan suatu upacara dengan baik, guru harus mengikuti aturan-aturan tertentu, suatu hal yang memperlihatkan bahwa kemampuannya memang banyak. Dia harus mengetahui cerita yang menjelaskan asal upacara itu yang sering berkaitan dengan asal mula dunia.

Selain itu sosok seorang guru juga harus mengetahui tumbuh-tumbuhan mana yang diperlukan untuk melaksanakan suatu upacara dan dia harus mengetahui tindakan-tindakan dan mantera-mantera yang perlu dijelaskan kepada peserta-peserta lainnya. Selebihnya Guru juga merupakan pemelihara ceritera-ceritera lama, tradisi-tradisi dan mitos-mitos yang merupakan harta karun sastera Karo.

Siapakah sebenarnya orang yang berhak menjadi seorang guru? Menurut keyakinan orang Karo, maka hanya orang-orang pilihan saja yang dapat menjadi seorang guru. Peran sebagai guru dianggap telah ditentukan dari sejak lahirnya seseorang dengan memiliki tanda-tanda kelahiran tertentu. Bahkan peran sebagai guru telah dianggap dimiliki seseorang sejak dia berada dalam kandungan Ibunya berdasarkan kata Dibata si mada tenuang atau kehendak dari Tuhan sang pencipta. Dalam hal ini, peran sebagai guru sudah merupakan suratan takdir dari Yang Maha Kuasa.

Selain itu menurut pendapat umum termasuk para guru mengatakan bahwa seseorang jika paroses kelahirannya tidak istimewa, tidak lain dari pada yang lain ataupun tidak memiliki ciri fisik tertentu, maka seseorang tidak akan dapat menjadi guru jenis apa pun juga.

*) Dikutip dari tulisan: GURU (TABIB) DALAM MASYARAKAT KARO: Kajian Antropologi mengenai Konsep Orang Karo tentang Guru dan Kosmos (Alam Semesta) oleh Sri Alem Br.Sembiring, M.Si

Wednesday, February 5, 2014

Cara Memperbanyak ASI dengan Ramuan Tradisional Karo

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi paling sempurna bagi bayi, karena komposisi zat-zat gizinya lengkap dan seimbang. Selain menganduk zat kekebalan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi, pemberian ASI juga akan menjadikan bayi dapat terhindar dari berbagai ragam penyakit, sepertihalnya diare dan infeksi saluran napas akut.

Dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan, pemberian ASI juga diketahui dapat menghindarkan bayi dari risiko obesitas. Selebihnya pemberian ASI juga turut mempererat ikatan emosional antara anak dengan ibu, sehingga sangat positif dampaknya bagi perkembangan psikologisnya.

Meski begitu besar manfaat ASI bagi bayi. Namun terkadang maksut baik seorang ibu tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal umum yang sering dihadapi para ibu adalah berkurangnya pasokan ASI yang mungkin saja disebabkan oleh berbagai faktor pendukung, sepertihalnya kurang minum air (minimal sekita 1,8 liter sehari), jarang menyusui serta kurang mendapatkan asupan makanan yang sehat dan berimbang.

Faktor lain yang tidak kalah penting untuk dipastikan oleh seorang ibu menyusui adalah tidak melakukan hal-hal yang justru dapat mengurangi jumlah produksi ASI, seperti, merokok, alergi obat atau mengenakan bra yang terlalu ketat.

Meski demikian, apabila setelah mememeriksa beberapa faktor di atas Anda masih merasa bahwa suplai ASI berkurang, maka Anda dapat mencoba cara memperbanyak ASI dengan ramuan tradisional Karo yang cukup sederhana. Adapun cara meningkatkan jumlah produksi ASI dengan ramuan tradisional Karo tersebut, yaitu dengan mengkonsumsi bunga mombang kerbau atau secara umum orang Karo menyebutnya dengan istilah bunga tepu kerbo.

Cara pemanfaatan bunga mombang kerbau untuk memperbanyak jumlah ASI dilakukan dengan merendamnya terlebih dahulu dengan air jernih, kemudian air rendaman bunga mombang kerbau tersebut kemudian diminum. Setelah beberapa hari maka si ibu akan memiliki banyak ASI.

Friday, January 31, 2014

Mengenal Kuning Melas Obat Tradisional Karo

Kuning adalah obat tradisional Karo yang digunakan dalam penyembuhan penyakit dan perawatan kesehatan. Pada masyarakat Karo dikenal berbagai jenis kuning dan salah satunya adalah kuning melas. Obat ini memiliki sifat melas atau panas karena terbuat dari bahan dasar seperti jahe, merica, kencur, bawang merah dan bawang putih. Adapun kegunaan dari kuning melas biasanya digunakan untuk menghangatkan sekaligus mengembalikan kesegaran tubuh.

Selain digunakan untuk menghangatkan dan mengembalikan kesegaran tubuh, kuning melas juga digunakan agar penggunanya dapat pulas tidur pada saat malam hari. Khusus bagi anak-anak kuning melas juga bermanfaat agar pulas tidur, serta mencegah agar tidak buang air kecil pada malam hari.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kuning melas dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu kelompok  ramuan yang dibeli, kelompok ramuan daun tumbuhan, kelompok bunga tumbuhan, dan kelompok bahan-bahan lainnya. Adapun bahan-bahan pembuatan kuning melas yang terdiri berbagai  kelompok tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

Ramuan yang Dibeli
  • Jahe (1 ons)
  • Merica (1 ons)
  • Kencur (1 ons)
  • Bawang Merah (1 ons)
  • Bawang Putih (1 ons)
Ramuan Daun Tumbuhan
  • Daun sisik naga (enam helai)
  • Daun Ukat-ukat (enam helai)
  • Daun Calung-calung (enam helai)
Ramuan Bunga Tumbuhan
  • Bunga Kiung (segenggam)
  • Bunga Kembang Sepatu (enam lembar)
Bahan-bahan Lain
  • Beras Pulut (1 kg)
Adapun cara pembuatan kuning melas dimulai dari membersihkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibeli kemudian digiling hingga lumat. Begitu juga dengan bahan-bahan yang tergolong daun-daunan dan bunga tumbuhan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian digiling hingga lumat. Bahan-bahan yang telah digiling ini kemudian dicampurkan dengan tepung beras, diaduk hingga merata dan kemudian dicetak berbentuk bulat dan di jemur.

Untuk menggunakan kuning melas ini dapat dilekukan dengan cara mengoleskan pada bagian tubuh atau dimakan. Sebelum digunakan, kuning terlebih dahulu dicairkan menggunakan air dingin, lalu dioleskan ke seluruh bagian tubuh. Kuning juga dapat dimakan langsung untuk pengobatan penyakit dan perawatan kesehatan dari dalam tubuh.

Thursday, January 30, 2014

Cara Mengobati Kudis dengan Ramuan Tradisional Karo

Kudis atau scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau. Dalam bahasa Karo penyakit ini disebut dengan kudil yaitu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya keropeng, kebotakan, dan rasa gatal-gatal pada kulit, khususnya pada kulit telapak tangan dan kaki. Sementara kudis yang terdapat pada hewan peliharan, orang Karo sering menyebutnya dengan istilah darangen.

Penyakit kudis umumnya dijumpai pada daerah-daerah kumuh serta kurangnya menjaga kebersihan badan. Penyakit ini juga kerap menimpa saat musim penghujan tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya rasa gatal pada bagian sela-sela kaki, tangan, di bawah ketiak, dan juga pinggang.

Kudis juga termasuk penyakit yang mudah menular. Penularan penyakit ini dapat terjadi ketika terjadi kontak langsung atau memakai baju, handuk penderita. Selain menggunakan obat-obatan yang tersedia di apotik, penyakit kudis juga dapat diatasi dengan pengobatan tradisional.

Masyarakat Karo yang telah mengenal penyakit kudis secara turun-temurun memiliki resep ampuh untuk mengatasi penyakit ini. Adapun cara mengatasi penyakit kudis dengan menggunakan ramuan tradisional Karo dapat dipelajari seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

Bahan-bahan
  • Daun ruku-ruku
  • Daun tembakau
  • Jerangau
  • Batu apung (Boroh)
  • Daun bedi
  • Minyak kelapa
Cara Penggunaan
Bahan-bahan yang telah disiapkan kemudian dicampur kemudian digiling hingga halus, serta ditambah sedikit air putih. Kemudian ramuan tersebut dioleskan pada kulit yang terkena penyakit kudis dengan menggunakan bulu ayam. Lakukan pengobatan 3 kali dalam sehari hingga 5 hari. Apabila penyakit kudis belum juga menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, maka silahkan kunjungi dokter yang terdekat dengan Anda.

Wednesday, January 29, 2014

Pengobatan Tradisional Karo untuk Penyakit Kencing Nanah

Kencing nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang timbul akibat terjadinya infeksi pada laipasan uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Infeksi ini terjadi diakibatkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yaitu bakteri gram negatif berbentuk diplokokus yang dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.

Penyakit ini sebenarnya merupakan penyakit seksual yang kerap ditemukan yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah terkena infeksi sebelumnya. Karena penyakit ini sering tidak memberikan gejala klinis secara nyata terhadap perempuan, sehingga para pasian perempuan kerap tidak mendapatkan terapi memadai, sehingga berpotensi menularkan gonore terhadap pasangan.

Kencing nanah atau gonore merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita apabila tidak diatasi dengan segera. Pada wanita, gonore juga dapat mengakitbatkan radang panggul dan dapat diturunkan terhadap bayi melalui infeksi pada mata yang berakibat kebutaan.

Pengobatan penyakit kencing nanah dapat dilakukan secara medis, yaitu berobat kepada seorang dokter kulit dan kelamin agar dicarikan solusi terapi yang paling tepat. Terkadang dokter juga akan melakukan pemeriksaan biakan untuk mengetahui obat antibiotik yang paling ampuh untuk mengatasi penyakit ini.

Selain melakukan pengobatan secara medis, pengobatan penyakit kencing nanah juga sebenarnya dapat dilakukan secara tradisional. Pada masyarakat Karo, penyakit kencing nanah sudah dikenal secara turun-temurun yang dikenal dengan istilah penyakit pasar. Karena keberadaan penyakit ini sudah dikenal secara turun-temurun, sehingga cara mengatasinya juga telah dikenal sejak lama secara tradisional.

Adapun cara pengobatan tradisonal Karo untuk penyakit sakit kencing nanah dapat diatasi dengan ramuan dan cara pemakaiannya seperti yang akan dipaparkan berikut dibawah ini:

Bahan-bahan:
  • Nanas Hutan (Nenas Merah)
  • Gula Batu
  • Jeira Jantan
Cara Pemakaian
  • Nanas dikupas dan dipotong persegi sekitar 1 inci setiap potong
  • Bagian potongan nanas ditaburi gula batu bersamaan dengan jeira kemudian ditumbuk
  • Bahan-bahan yang sudah ditumbuk kemudian diembunkan semalaman
  • Setelah diembunkan, ramuan ini kemudian dapat dimakan untuk mengatasi penyakit kencing nanah
Terapkan pengobatan ini hingga waktu 3 minggu, bila kondisi penyakit kencing nanah yang Anda alami belum mengalami perubahan ke arah kesembuhan, maka sebaiknya kunjungilah dokter terdekat untuk mengkonsultasikan lebih lanjut tentang penyakit yang Anda derita.

Sunday, January 26, 2014

Mengatasi Batuk Dengan Ramuan Tradisional Karo

Batuk merupakan jenis penyakit ringan yang kerap dialami oleh setiap orang. Penyebab batuk sejatinya terjadi karena beragam faktor, tapi biasanya sangat terkait dengan sistem pernafasan. Meski tergolong sebagai penyakit ringan, terkadang keberadaanya dapat membuat penderitanya resah dan hal tersebut sangat bergantung terhadap derajat keparahannya, mulai dari batuk ringan, sedang hingga batuk berat.

Bila tingkat keparahan batuk masih dalam batas ringan, maka penangannya juga masih dapat dilakukan secara alami tanpa menggunakan obat-obatan kimia. Hal ini perlu segera dilakukan untuk mencegah batuk tidak semakin parah.

Sebagai solusinya, untuk mengatasi batuk ringan dapat juga menggunakan resep ramuan tradisional Karo yang sudah diturunkan secara turun-temurun oleh leluhur. Ramuan-ramuan pengobatan tradisional Karo untuk mengatasi batuk ringan sangat mudah didapatkan dan cara pembuatannya juga sangat sederhana, sehingga sangat layak untuk dicoba.

Berikut ini adalah ramua-ramuan obat tradisional untuk mengatasi penyakit batuk yang dapat segera Anda terapkan. Apa saja ramuan-ramuan yang perlu Anda persiapkan, sekaligus bagaimana cara pembuatannya, berikut adalah penjelasannya:

Bahan-Bahan

1. Bulung Gundera (Daun Bawang Panjang)
2. Sira (Garam Dapur)
3. Lada (Merica)
4. Beras
5. Kemiri

Cara Pengolahan

Setelah bahan-bahan pembuatan sudah tersedia, maka kemudian digiling hingga halus. Ramuan-ramuan yang sudah tergiling hingga halus kemudian dicampurkan dengan air putih, kemudian diminum.

Anda dapat mencoba ramuan ini hingga dua hari, dimana setiap hari Anda diharuskan meminum 3 kali dengan takaran satu gelas setiap diminum. Bila dalam dua hari penyakit batuk belum mereda, maka disarankan agar Anda segera berkonsultasi dengan dokter terdekat.

Saturday, January 25, 2014

Sembur Beltek, Obat Pengusir Masuk Angin dari Tanah Karo

Sembur beltek adalah salah satu obat tradisional yang dipergunakan oleh suku Karo sejak lama untuk mengatasi berbagai penyakit, khususnya penyakit yang berhubungan dengan perut atau lambung. Sembur beltek sendiri terdiri dari dua suku kata dalam bahasa Karo, yaitu sembur berarti obat yang disemburkan dan beltek yang artinya perut atau lambung.

Bahan dasar pembuatan sembur terdiri dari beras, dauan-daunan hutan, jahe, lada, kunyit, bawang merah, temulawak yang semuanya digongseng dan kemudian ditumbuk tidak terlalu halus. Khasiat sembur beltek sendiri digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan pada bagian lambung, seperti masuk angin, sakit perut, hingga sakit kepala. Selain itu sembur beltek juga dapat digunakan untuk menghangatkan tubuh.

Cara penggunaan sembur beltek sendiri dilakukan dengan dua cara, yaitu dikunyah hingga halus dan kemudian disemburkan ke bagian tubuh yang dianggap perlu. Selain itu sembur beltek juga dapat langsung dikonsumsi meski rasanya akan terasa sedikit pedas.

Sembur beltek cocok digunakan oleh seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Meski demikian, pada umumnnya masyarakat Karo terlihat lebih sering menggunakan sembur beltek untuk mengatasi keluhan penyakit yang dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

Meski tidak terlalu dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tapi hingga kini keberadaan sembur beltek masih tetap eksis ditengah-tengah masyarakat Karo. Hampir secara umum masyarakat Karo yang tinggal di pedesaan masih tetap menggunakan sembur untuk pengobatan penyakit-penyakit lambung yang masih dianggap ringan serta tidak perlu penanganan lebih lanjut dari pihak medis.

Selain dibuat sendiri, keberadaan sembur beltek juga tersedia diberbagai pasar-pasar tradisonal Karo untuk dibeli. Beberapa penjual sembur beltek dapat ditemukan di pasar tradisional Karo, seperti halnya di Pajak Pancurbatu, Delitua, dan juga di pajak Tigabinanga.

Friday, January 24, 2014

Tawar Penggel, Obat Tradisional Patah Tulang Khas Karo

Tawar penggel adalah pengobatan tradisional patah tulang dari Tanah Karo yang keberadaanya masih tetap eksis hingga saat ini di tengah-tengah masyarakat. Pengobatan tawar penggel sendiri biasanya dilakukan oleh seorang Pertawar penggel, yaitu julukan oleh suku Karo bagi seseorang yang memiliki keahlian untuk mengobati patah tulang atau kerap juga dijuluki sebagai guru atau dukun patah tulang tradisional Karo.

Diberbagai daerah yang ditinggali oleh masyarakat Karo, khususnya di Kabupaten Karo dan Kota Medan, profesi pertawar penggel atau dukun patah tulang masih dapat dengan mudah ditemukan. Bahkan salah satu dukun patah yang paling terkenal di Indonesia yang berasal dari Tanah Karo adalah dukun patah Gurusinga. Keberadaan balai pengobatan patah tulang Gurusinga dapat ditemukan diberbagai kota besar di Indonesia, terkhusus di Medan dan Jakarta.

Tawar Penggel ini juga mencakup pengobatan berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan urat, otot, dan tulang seperti terkilir, keseleo, tulang bergeser, salah urat, patah tulang sampai tulang remuk. Bagi pasien yang mengalami patah tulang atau tulang remuk, proses pengobatannya dilakukan tanpa serumit di rumah sakit dimana harus dironsen atau jika dianggap tidak mungkin ditolong maka dilakukan amputasi.

Pertawar penggel atau sang guru umumnya hanya melihat tulang yang bermasalah, kemudian  mengolesi minyak urut rahasia yang dibuat sendiri, serta dibarengi dengan teknik pemijatan khusus. Ketika proses pengobatan dilakukan secara rutin dalam beberapa hari, maka keberadaan tulang yang remuk atau patah tersebut akan sembuh dan kembali normal seperti sediakala.

Karena keberadaan tawar penggel memang terbukti berkhasiat untuk mengobati patah tulang, tidak heran bila keberadaanya masih sangat dipercayai hingga kini oleh masyarakat. Selain memang terbukti dapat menyembuhkan patah tulang, faktor harga yang dianggap lebih murah dibandingkan pengobatan medis modern juga menjadi satu alasan utama yang menjadikan dukun patah tulang Karo masih diminati hingga saat ini.

Adapun keberadaan pertawar penggel yang memiliki pengetahuan untuk mengobati patah tulang, secara umum sejauh ini merupakan pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun, terutama pada lingkungan keluarga ataupun pada tingkat tetangga pada masyarakat Karo.

Thursday, January 23, 2014

Mengenal Tawar Mbentar Obat Tradisional Karo

Tawar Mbentar atau sering juga disebut tawar mentar adalah obat tradisional khas Karo yang bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit ringan. Tawar Mbentar sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu tawar yang berarti obat atau jamu dan mbentar yang berarti putih, sehingga bila diterjemahkan secara bebas kedalam bahasa Indonesia, sehingga artinya menjadi obat yang berwarna putih.

Keberadaan tawar mbentar sebagai obat telah diwariskan oleh suku Karo dari generasi ke generasi. Bahkan disaat era modern seperti sekarang ini, keberadaan tawar mbentar sebagai obat keluarga masih banyak digunakan oleh kalangan masyarakat Karo. 

Tawar mbentar sendiri terbuat dari bahan dasar tepung beras yang dicampur dengan berbagai rempah-rempah. Cara pembuatannya sendiri cukup sederhana, yaitu menghaluskan terlebih dahulu ramuan rempah-rempah yang telah tersedia. Setelah rempah-rempah digiling halus, kemudian dicampurkan dengan tepung beras, serta kemudian dibasahi dengan air.

Campuran rempah-rempah halus dan tepung beras yang telah dibasahi kemudian diaduk dengan rata. Setelah proses pengadukan selesai dilakukan, maka campuran rempah-rempah dan tepung beras tersebut akan tampak seperti adonan kue. Tawar mbentar yang berupa adonan ini kemudian dibulat-bulati sebesar kelereng, dan setelah selasai dibulati kemudian dikeringkan.

Setelah proses pengeringan selesai dilakukan, maka tawar mbentar sudah siap untuk digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti penyakit gatal-gatal, demam ringan, pegal-pegal, masuk angin, penyakit lambung, dan penyakit ringan lainnya.

Cara penggunaan tawar mbentar sendiri dapat dilakukan dengan dua cara berbeda, yaitu cara pertama mencampurkan tawar mbentar dengan air putih, kemudian dioleskan pada bagian kulit yang terasa gatal. Hal ini juga dilakukan ketika tawar mbentar ditujukan untuk mengobati penyakit demam ringan, yaitu diolesi pada bagian kepala, dibagian perut ketika masuk angin, serta mengoleskan tawar mbentar pada bagian perut ketika masuk angin. Cara penggunaan kedua tawar mbentar dapat langsung dimakan dan hal ini ditujukan untuk mengobati berbagai penyakit dalam, seperti penyakit lambung dan lain sebagainya.

Bagi Anda yang ingin mencoba tawar mbentar sebagai obat alternatif, maka keberadaanya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai pasar tradisonal daerah Karo, seperti di pajak Pancur Batu, Kabanjahe, Berastagi dan juga di pajak Tigabinanga.

Wednesday, January 15, 2014

Oukup, Mandi Sauna Tradisional Khas Karo

Oukup adalah mandi sauna tradisional khas suku Karo yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai ramuannya. Mandi sauna ini bermanfaat untuk kesehatan para ibu baru melahirkan, serta dipercaya dapat mengobati berbagai jenis penyakit; seperti penyakit gula darah, rheumatik, asam urat, dan lain sebagainya.

Secara umum metode oukup sangat mirip dengan mandi sauna yang banyak terdapat di rumah kecantikan. Namun hal yang membedakannya adalah oukup menggunakan ramuan khas Karo untuk menghasilkan aroma yang menyegarkan yang kemudian berkhasiat untuk penyembuhan penyakit.

Selain dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, pada saat melakukan trapi oukup tubuh akan mengeluarkan banyak keringat dan hal ini akan melancarkan perdaran darah. Selain itu sauna khas Karo ini juga berkhasiat untuk menghilangkan bau badan, serta menghilangkan lemak di dalam tubuh.

Keberadaan oukup yang sudah dikenal secara turun-temurun oleh masyarakat Karo, dulunya dilakukan dengan cara memasak air disertai dengan berbagai ramuan-ramuan. Setelah air mendidih, kemudian diangkat dan dimasukkan di dalam sebuah wadah berupa ember. Ember tersebut kemudian diletakkan di bawah kursi, orang yang akan melakukan trapi oukup kemudian duduk di atas kursi tersebut sambil dibungkus dengan selimut, sehingga uap air panas dari bawah akan memaksa keringat keluar. Seiring dengan keluarnya keringat saat melakukan trapi oukup, maka hal ini berguna mengeluarkan sisa kotoran dari dalam tubuh, sekaligus menyehatkan badan.

Saat ini keberadaan oukup sudah banyak dikomersilkan. Berbagai rumah oukup dapat dengan mudah di temukan, khususnya di kota Medan. Seiring dengan komersialisasi oukup yang semakin marak, pengolahan rempah-rempah juga sudah dimodrenisasi. Keberadaan rempah-rempah telah direbus pada sebuah wadah khusus, dari wadah tersebut akan terhubung dengan sebuah pipa ke ruang oukup. Ketika rempah-rempah dipanaskan, maka melalui pipa akan tersalur uap air yang memanasi ruang oukup.

Ruangan oukup biasanya didesain tertutup, sehingga ketika seseorang masuk didalamnya akan merasakan uap yang panas, sementara untuk bernafas saat mandi uap tersebut, klien akan memperoleh udara segar melalui lubang kecil yang disediakan di dinding kamar yang sekaligus juga berfungsi untuk mencegah keluarnya keringat secara berlebihan.

Meski sejauh ini belum ada penelitian medis secara resmi yang menyatakan oukup bermanfaat bagi kesehatan, tapi keberadaannya kian berkembang karena permintaan yang relatif tinggi. Semakin besarnya minat orang yang mengunjungi oukup, maka seiring itupula semakin banyak panti oukup yang bermunculan. Dari beberapa informasi yang mengemuka, paling tidak di Medan saat ini telah memiliki sekitar 60 panti yang tersebar di berbagai tempat.